Langsung ke konten utama

Kumpulan Karya Ilmiah dan Essay #3

Dalam pembuatan artikel/esai yang menurut saya paling penting adalah sudut pandang penulisan. Topik tulisan inilah yang akan membuka sudut pandang penulisan berdasarkan informasi (data yang sudah diolah) yang kita dapat entah dari internet ataupun buku. Tulisan di bawah adalah contoh artikel/essay dengan topik "Peran Teknik Industri" yang saya ikuti di lomba tulis artikel dalam rangka dies natalis program studi teknik industri Universitas Sebelas Maret Surakarta pada bulan januari 2015. Topik ini bisa menjadi berbagai macam judul dan sudut pandang tulisan. Sudah saya duga bahwa peserta lainnya akan mengambil sudut pandang penjabaran peran teknik industri secara umum. Hal ini lah yang membuat saya mengambil sudut pandang tentang permasalahan di Indonesia dengan memasukan unsur Teknik Industri untuk menyelesaikan masalahnya dengan didukung oleh informasi dari internet. Informasi ini berupa data yang valid misalnya berita, artikel dari website pemerintah dan lain-lain. Kan lumayan tulisan se simpel ini bisa menjadi juara pertama di IDEA 2015, tuh tulisannya di belakang gambar





Peran Teknik Industri dalam Pembangunan Industri Garam

Menuju Swasembada Garam Nasional

Luca Cada Lora – SMA Negeri 1 Surakarta


Indonesia menempati urutan ke-2 negara dengan garis pantai terpanjang di dunia setelah Kanada. Badan Informasi Geospasial (BIG) menyebutkan, total panjang garis pantai Indonesia pada tahun 2013 adalah 99.093 kilometer.. Bayangkan, dengan garis pantai sepanjang itu, Indonesia sejatinya mampu memproduksi garam untuk mencukupi kebutuhan garam dalam negeri. Terlebih, Indonesia berada di kawasan tropis yang kaya akan sinar matahari, yang dapat membantu petani garam dalam proses kristalisasi garam. Namun pada kenyataannya, hampir 93% kebutuhan garam industri Indonesia merupakan hasil impor. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) sepanjang tahun 2014, konsumsi garam nasional mencapai 4,01 juta ton. Jumlah itu meliputi garam industri 2,05 juta ton dan garam konsumsi 1,96 juta ton. Sementara itu produksi garam nasional hanya sebanyak 2,2 juta ton. Swasembada garam konsumsi telah dicapai pada 2012. Namun, untuk memenuhi kebutuhan garam industri Indonesia sepenuhnya mengimpor dari Australia, Tiongkok, Eropa, dan negara lainnya.

Teknologi yang digunakan dalam memproduksi garam di Indonesia telah cukup mutakhir, yaitu dengan metode geomembran dan ulir filter. Melalui kepemilikan teknologi ini, seharusnya Indonesia mampu untuk mengejar kebutuhan garam untuk dalam negeri. Saat ini, pemenrintah menargetkan swasembada garam RI tercapai pada tahun 2017. Disisi lain, ketersediaan lahan  untuk pembangunan industri garam dan kurangnya pembinaan petani garam dari pemerintah menjadi faktor penghambat program swasembada garam nasional. Ekstensifikasi industri garam perlu dilakukan untuk bisa menambah produksi garam industri.

Disiplin ilmu teknik industri sangat dibutuhkan dalam pembangunan industri. Menengok permasalahan industri garam yang kurang akan ketersediaan lahan, inilah peran penting dari teknik industri, yaitu mengefisienkan produksi dengan lahan yang ada sehingga dapat memproduksi, pada kasus ini yaitu garam, dengan semaksimal mungkin. Pembuatan lay-out pabrik juga sangat penting untuk mengifisienkan lahan yang ada. Jadi, tidak ada alasan lagi tentang keterbatasan lahan dalam pembangunan industri, terlebih industri yang akan dibangun adalah suatu industri yang dapat menghemat uang negara yang hilang akibat impor garam industri, yakni berkisar Rp 1,5 triliun.

Selain pengefisienan lahan, disiplin ilmu teknik industri mampu menekan ongkos produksi melalui aplikasi ilmu manajemen dan statistika yang dipelajari dalam studi tersebut sehingga laba produksi yang maksimal dapat digunakan untuk tambahan biaya operasional dan pada akhirnya peningkatan jumlah produksi terus terjadi. Peningkatan jumlah produksi akan membuka jalan bagi Indonesia untuk mencapai swasembada garam nasional.

Penghambat swasembada garam nasional selanjutnya yaitu kurangnya pembinaan petani garam. Jika pemerintah mempunyai tekad untuk merealisasikan swasembada garam nasional, seharusnya pemerintah tidak hanya mengandalkan SDM (Sumber Daya Manusia) pada petani garam di daerah pesisir pantai. Melalui disiplin ilmu teknik industri, pengoptimalan SDM dapat terpenuhi karena teknik industri juga mempelajari tentang pengelolaan SDM. Pengoptimalan dapat dilakukan dengan menjaring masyarakat perkotaan untuk bekerja di industri garam. Kolaborasi antara petani garam asli dengan calon pekerja industri garam akan lebih efisien karena calon pekerja industri garam telah diberi training sebelumnya dan mereka dapat sharing ilmu yang telah mereka dapat dengan petani garam saat pekerja, apabila pembinaan terhadap petani garam di wilayah pesisir sulit untuk dilakukan.

Teknik industri akan sangat dibutuhkan dalam permasalahan diatas. Tentunya, ini menjadi peluang bagi lulusan teknik industri untuk mengaplikasikan ilmu yang telah mereka pelajari, terlebih digunakan untuk mengembangkan potensi bangsa. Diharapkan, aplikasi teknik industri dapat membawa Indonesia untuk mencapai swasembada garam nasional pada tahun 2017.

Komentar

Posting Komentar

Popular Posts

Santos Ltd: Perusahaan Multinasional yang Menyokong Kebutuhan Gas di Indonesia

Cara Legal Download Jurnal Elsevier dengan Akun Email Universitas

Mengenal Metana sebagai BBG (Bahan Bakar Gas)