Kembali ke curhatan di LINE tadi. Dia iri bahwa anak BM bisa makan di McD, Hokben dan sering ke mall. Duh, padahal ke mall ga pake uang pun bisa. Makan di McD 10 ribu bisa (paketan kentang + float :p). Makan di hokben, hmm yang ini mahal. Menurut saya pribadi, mahasiswa BM sebenarnya sama persis dengan mahasiswa lainnya. Bedanya ya dapat tambahan uang saku dari negara. Tidak sedikit mahasiswa BM yang masih mengandalkan uang tambahan dari orang tua di rumah. Makan itu hal yang wajar, sekali dua kali dalam sebulan makan mahal itu bukan hal yang salah. Pembina asrama dan pihak yang mengelola BM pun sempat menyinggung hal tersebut. Yang menjadi masalah sebenarnya menunjukkan gaya hidup mereka kepada mahasiswa non-BM bahwa ia setara dengan mereka, padahal uangnya hanya berasal dari beasiswa itu sendiri. Jelas, si mahasiswa non-BM ini akan mencap hal serupa bahwa uang beasiswa tidak digunakan sebagaimana mestinya.
Anyway. Saya percaya bahwa setiap manusia sudah dijamin rezekinya. Tidak perlu iri dan dengki (padahal saya pernah) mengenai rejeki orang lain. Ada yang menang undian padahal modal 1000 dan ada pula yang modal 1000x1000 tapi ga menang undian. Rezeki ga bakal nempel di orang yang salah. Untuk saat ini, saya sudah mencapai apa yang saya idam-idamkan sejak masuk ke ITB. Memiliki motor, laptop mumpuni dan lainnya yang berasal dari jerih payah saya membangun usaha dari 0. Dalam waktu 5 bulan, saya berusaha lepas dari tanggungan orang tua. Sejak bulan februari 2016 saya tidak pernah meminta sepeser pun untuk biaya hidup saya, bahkan saya berusaha memberikan sebagian hasil kerja saya untuk keluarga di rumah.
Sampai sekarang pun saya masih menerima beasiswa tersebut karena saya tetap ingin mempertahankannya. Tidak sedikit yang pernah bermasalah karena IP berada di bawah standar beasiswa, namun saya akan tetap berusaha hingga semester 8. Kalau kata mentor saya, punya beasiswa itu ada rasa kebanggaan tersendiri, jangan sampai lepas meskipun bisa membiayainya sendiri.
"Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka"
Untuk mahasiswa non-BM yang pernah menaruh curiga kepada kami, percayalah setiap orang sudah memiliki porsinya. Jangan iri juga kalau mahasiswa BM pakai sepatu NIKE, Adidas, dll. Di Bandung banyak distro KW. Begitupun kalau ke McD, paling kami juga cuma ditraktir temen ataupun cuma beli kentang + float 13 ribu (ini saya banget) sambil nikmati WiFi karena kuota mahal.
Komentar
Posting Komentar